Kasih…
Dimana kau tancapkan rasa ini
Terkadang begitu nyata
Terkadang begitu Terasa
Kadang juga Dusta
Mengacuhkanku
Kau anggap hal biasa
Pun juga tak bermakna
Aku ingin Lepas
Lepas dan Tinggalkan semua
Sendiri menahan luka
Tersobek sayatan tak terhingga
Tak sedikitpun kau tahu
Tak sedikitpun kau peduli
Rasa sakit Yang terlanjur ada
Dalamnya luka yang kau gores tiap kalinya
Kasih…
Masih pantas kah ku panggil seperti itu
Masih pantaskah ku meratapimu
Berharap kau kembali padaku
Kau yang membuatku terluka
Mungkin kau sudah lupa
Atau sengaja tak merasa Salah
Aku selalu sendiri
Menunggumu
Tanpa kau tahu
Menahan luka karena dustamu
Aku selalu sendiri
Sendiri
Disini tanpamu
Menahan semua luka
Dari perasaan yang membisu..
Dewi Na’ Irawan,
Pandaan, 22.09.2016
– Note : Kenapa namanya Dewi Na’Irawan, karena aku sendiri yang memposting puisi dari buku diari istri saat masih zaman SMA dulu. Jadi, aku ada andil dalam hak cipta untuk puisi ini, wkwkwkw 😛
dari sejak sma…
Iya kang… Hahaha
Soswit banget. Wah jadi inget jaman2 smp. Namaku dan namanya digabung2kan.. Dan sekarang hanya bisa mengenangnya.
Hahaha.. jadi baper ya…
Menahan luka…..
Ini udah ijin yang punya puisi belum? Jangan sampai kena undang2 hak cinta sama Haki ya. Mentang2 punya istri… Hak cinta tetep punya dia lho

Hahahaha udah dong..
Kan aq naruh namanya jg. Wkwkwk